Anak Krakatau Masih Mengancam

SERANG-Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dan Provinsi Lampung terus berfluktuatif. Meski dalam beberapa pekan ini cenderung menurun, namun Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Rabu (23/11) kemarin masih menetapkan status gunung aktif itu pada level III atau siaga. ”Dalam beberapa hari ini Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan kepulan asap berwarna putih. Aktivitasnya memang fluktuatif dan masih berbahaya walaupun belakangan cenderung menurun dari sebelumnya,” terang Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Tripambudi, kemarin. Kondisi gunung yang mengeluarkan asap putih pertanda masih melakukan aktivitas kegempaan.
Kondisi itu juga, katanya lagi, berbahaya bagi para turis dan nelayan yang mendekati gunung yang ada di tengah laut tersebut. ”Lontaran batu kerikil dari kegempaan juga masih berbahaya. Karena itu kami belum menarik rekomendasi larangan mendekat ke lokasi GAK sampai radius 2 kilometer,” cetusnya juga. Diketahui, larangan itu dibuat PVMBG sejak 30 September 2011 lalu. Setelah aktivitas GAK meningkat drastis. Pasalnya, material panas yang di keluarkan GAK bisa mengakibatkan kematian bila terkena manusia.
Data Pos Pemantau GAK Pasauran juga menyebutkan aktivitas kegempaan GAK terekam seismograf 861 kali sepanjang kemarin. Dengan rincian, 651 kali gempa vulkanik dangkal dan dalam, 155 hembusan, dan 45 kali tremor. Aktivitas kegempaan GAK juga menurun drastis dari sebelumnya 5.000-6.000 kali per hari. ”Kegempaan GAK memang menurun namun status siaga belum dicabut,” cetusnya juga. Meski begitu, PVMBG tetap meminta nelayan beraktivitas seperti biasa yakni mencari ikan di laut dengan tetap mematuhi ketentuan jarak aman
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...