Mesjid Agung KBB Disiram Air dari 9 Mata Air

Bandung - Bertepatan dengan tahun baru Islam 1433 H, Pemkab Bandung Barat mencanangkan pembangunan Masjid Agung Bandung Barat. Peletakan batu pertama berupa penyiraman air dari 9 sumber mata air berbeda yang disimpan dalam kendi.

Kesembilan sumber itu berasal dari Cikole, Cikalongwetan, Batujajar, Ngamprah, Cipeundeuy, Cipongkor, Rongga, Gununghalu, dan Cililin. Sebelum disiramkan di lokasi yang berada di Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah, air tersebut diberi doa dalam istigosah yang dilakukan di Masjid Miftahul Jannah, Desa Cilame.

Penyiraman itu dilakukan Bupati Bandung Barat Abubakar, Wakil Bupati Ernawan Natasaputra, Ketua PBNU Said Agil Siradj, dan ulama lainnya dari seputar Bandung Barat. Sebelumnya, Said memberikan ceramah dalam acara istigosah itu.

Abubakar mengatakan, peletakan batu pertama di masjid itu mengawali proses pencanangan pembangunan kompleks perkantoran Pemkab Bandung Barat di Ngamprah. "Ini sebagai momentum tepat kita mengawali pembangunan rumah masa depan kita," kata Abubakar sebelum penyiraman, Minggu (27/11/2011).

Menurutnya, lokasi kompleks perkantoran tersebut sesuai dengan amanat UU No 12/2007. Dalam aturan itu disebutkan ibu kota KBB berada di Ngamprah. Secara umum, kompleks itu berada di tiga desa yaitu Mekarsari, Cilame, dan Ngamprah.

Rencananya, masjid setinggi dua lantai itu menghabiskan dana sebesar Rp28 miliar. "Untuk tahun ini Pemkab mengucurkan anggaran sebesra Rp5 miliar. Selanjutnya, atas persetujuan DPRD, pembangunan masjid ini dibangun dalam anggaran tahun jamak," tutur Abubakar.

Selain pembangunan tempat peribadatan, pembangunan kantor dilakukan dalam anggaran tahun jamak. Dan untuk proyek perkantoran per5kantoran masih dalam proses pelelangan.

Rencananya, selain pembangunan perkantoran, akan dilakukan penataan infrastruktur jalan, sarana pendukung, dan pembangunan gedung fisik. Khusus untuk pembangunan gedung dialokasikan dana sebesar Rp160 miliar.[