10 Kecamatan Rawan Cikungunya

CIBINON G-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor meminta masyarakat agar tidak panik menyikapi kasus cikungunya yang menjangkit puluhan warga Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang.

Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL), dr Eulis Wulantari menyebutkan, penyebaran penyakit ini merata di seluruh wilayah. Namun dari hasil kajian pihaknya, ada sepuluh kecamatan yang teridentifikasi paling rawan penyakit DBD dan cikungunya. Yakni, Cibinong, Citeureup, Bojonggede, Gunungputri, Cileungsi, Sukaraja, Parung, Kemang, Dramaga dan Ciomas.

Proses penyebaran cikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD) yakni berasal dari gigitan nyamuk. Cikungunya berasal dari virus nyamuk Aedes albopictus, sedangkan DBD oleh nyamuk Aedes aegypti. Namun dari segi dampak, Eulis menegaskan, cikungunya tidak lebih berbahaya dari DBD.

Dia menambahkan, dari pola lima tahunan, peningkatan DBD dan cikungunya terjadi pada awal Desember. Karena itu, mata rantainya harus diputus agar tidak menyebar pada Januari, Febuari dan Maret. Dari segi kasus, Eulis mengatakan, terjadi penurunan signifikan dari tahuntahun sebelumnya.

Untuk itu, Dinkes mengimbau masyarakat agar melakukan 3M guna menghentikan perkembangbiakan nyamuk. Yaitu, menutup saluran air, menguras penampungan air dan mengubur barang bekas, atau dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air, sama seperti pencegahan terhadap DBD.

Terkait kasus cikungunya secara sporadis di Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang, Eulis mengatakan, jumlah korban yang terjangkit tidak sampai 89 orang. Sebab belum dilakukan tes darah dan uji lab terhadap mereka. Jadi, belum bisa dinyatakan positif, melainkan hanya dugaan sementara.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...