Alami Sakit Misterius Masal, 104 Santri Asshiddiqiyah Terkapar

TANGERANG-Peristiwa menggemparkan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Asshiddiqiyah 2 yang berlokasi di Jalan Garuda, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Pasalnya, 104 santri yang mondok di pesantren itu terpaksa dilarikan ke beberapa rumah sakit karena mengalami sakit secara bersamaan.

Seperti ke Rumah Sakit (RS) Usada Insani, Jalan KH Hasyim Ashari, Cipondoh dan RS Sari Asih di Jalan Imam Bonjol, Karawaci. Ratusan santri itu terkapar dan butuh perawatan medis lantaran mengalami sakit kepala, badan panas, mual-mual berkepanjangan dan muntah. Bahkan, ada beberapa santri yang kondisinya memprihatinkan..

Awalnya, hanya 5 santri mengalami sakit tapi kurang dari 24 jam merembet hingga ratusan santri terkapar. Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tapi penyebab sakitnya ratusan santri itu secara bersamaan hingga saat ini masih misterius. Awalnya, ada dugaan ratusan santri itu keracunan makanan, tapi ada juga yang menduga mereka terpapar virus hepatitis A. Pemimpin Ponpes Asshiddiqiyah, Nur Muhammad Iskandar SQ menceritakan pada Rabu (7/11) lalu ada 5 santrinya yang mengalami pusing, mual-mual, muntah-muntah dan demam.

Peristiwa itu dianggap para guru, pengelola dan pengurus yayasan hanya menderita penyakit maag. Sehingga lima siswa tadi ditangani Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang ada di dalam pesantren tersebut. Namun, Kamis (8/12) pada pukul 2 dinihari satu persatu para santri yang mondok di pesantren itu mengalami hal serupa hingga jumlahnya mencapai 104 orang.

”Saat itu juga, kami mengambil inisiatif membawa seratus lebih santri itu ke Rumah Sakit Husada Insani dan Sari Asih untuk mendapat perawatan medis,” terangnya kepada sejumlah wartawan kemarin. Hingga kemarin, 70 persen dari 104 santri yang sebelumnya dirawat kondisinya mulai pulih dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tinggal 19 santri masih dirawat di rumah sakit dan UKS di pesantren tersebut. Sakit masal yang dialami seratus lebih santri pesantren itu sempat membuat panik para pemangku kepentingan di Kota Tangerang.

Jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang bersama muspika setempat menggelar rapat guna menangani kasus tersebut. Beberapa petugas Dinkes Kota Tangerang juga dikirim untuk melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab yang membuat ratusan santri jatuh sakit secara bersamaan. ”Sampai saat ini kami masih menunggu pemeriksaan penyebab pasti seratus santri sakit bersamaan,” ungkapnya juga. Sementara itu, Ulfa Alfianti salah satu santriwati yang masih terbaring di UKS pesantren mengaku mengalami pusing, lemas dan sekujur badan sakit tidak lama setelah minum es yang dijual di pesantren.

”Dalam hitungan beberapa jam, langsung bereaksi. Badan tidak enak dan kepala langsung pusing tujuh keliling,” terangnya kepada wartawan. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Dinkes Kota Tangerang, Herry Suharyanto mengatakan sudah mengambil sampel minuman es teh, es mambo dan jajanan makanan yang dikonsumsi ratusan santri di Ponpes Asshiddiqiyah. ”Kasus ini sebenarnya terjadi sejak Rabu (7/12) lalu, namun baru dilaporkan kepada kami Kamis (8/12) sore,” terangnya kepada INDOPOS kemarin .

Dia juga mengatakan setelah mendapat informasi, Dinkes langsung mengirim 3 petugas yang terdiri dari dokter dan perawat ke lokasi guna memberi obat kepada para santri yang menderita pusing-pusing dan mual tersebut. Penanggulangan awal, pengelola pesantren dan petugas kesehatan melakukan bersihbersih di dalam areal pesantren tersebut.

Mulai dari membersihkan dinding, tempat dapur, peralatan makan yang dipakai para santri. ”Itu kami lakukan karena belum mengetahui apa penyebab kasus ini bisa terjadi. Kami juga akan mengirim sampel darah dan air liur beberapa santri yang sakit ke laboratorium pada Senin (12/11) mendatang untuk mengetahui penyebab peristiwa itu,” ucapnya juga.

Sedangkan Sekretaris Dinkes Kota Tangerang Wibisono juga mengaku belum bisa memastikan apa penyebab ratusan santri mengalami sakit masal. ”Saya belum bisa memastikan apakah memang terpapar virus Hepatitis A. Namun, dari gejala-gejala yang dialami kemungkinan para santri itu menderita flu light sindrom,” terangnya kepada INDOPOS.

Itu tampak dari demam dan gejala flu berat yang diderita para santri tersebut. Tetapi, untuk memastikan penyakit yang diderita para santri, harus menunggu hasil uji laboratorium. ”Pastinya seratus lebih santri itu tidak mengalami keracunan. Investigasi awal, kebersihan dan sanitasi di ponpes itu tidak baik. Dugaan itu yang menjadi penyebab seratus lebih santri sakit berbarengan,” cetusnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...