Aqua Ganti Truk dengan Kereta Per Hari Bisa Angkut 4.000 Ton Air
ewin
18.19

SIAP DIOPERASIKAN: Petugas KAI meninjau jalur kereta api di Kabupaten Sukabumi, yang akan digunakan untuk mengangkut air Aqua ke Jakarta.
SUKABUMI–PT Tirta Investama (Danone Aqua) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sepakat mengembangkan pengangkutan peti kemas menggunakan kereta api dengan rute Cicurug, Sukabumi, ke Jakarta. Proyek itu ditargetkan bisa mengangkut 4.000 ton Aqua per hari yang diharapkan terealisasi pada 2013.“Kita dengan KAI sepakat bisa mengangkut 4.000 ton per hari, itu setara dengan seratus kontainer. Salah satu yang perlu dibenahi adalah rel R33 harus diganti menjadi R54,” ujar Customer Service and Logistic PT Tirta Investama, Mochamad Bimo. Menurut dia, hal yang perlu dipikirkan adalah padatnya jalur penumpang kereta dari Bogor ke Jakarta. Namun dengan proyek ini, imbuhnya, penggunaan truk bisa dikurangi.
“Setiap hari dari pabrik kami ada 200 hingga 250 truk yang angkut Aqua berisi penuh. Kalau dihitung sama baliknya (galon kosong) itu berarti 400 hingga 500 truk per hari. Itu gas buangnya sangat tinggi. Truk-truk itu juga sering terkendala macet, makanya kami ingin proyek ini segera terwujud,” terangnya. Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Soesantono mengaku sangat mendukung kerjasama yang dilakukan antara Aqua dan PT KAI tersebut.
”Secara biaya, tentu itu lebih ekonomis. Kalau kita lihat konsumsi bahan bakarnya dengan kereta Dengan menggunakan angkutan kereta, polusi udara akan menurun drastis karena truk lebih polutif empat hingga lima kali dari kereta.
Selain itu, kecelakaan di jalan juga akan berkurang. “Kalau jalan lebih awet, anggarannya bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih mendesak,” tukasnya. Bambang mengaku, pemerintah masih kesulitan mengembangkan rute kereta api karena minimnya anggaran.
“Kalau investasi baru oleh swasta bisa lebih cepat, karena captive bisnisnya lebih jelas, seperti untuk mengangkut aluminium dan batubara. Tapi, kalau penumpang harus pikirkan layanan ekonomi, yang mau cuma PT KAI,” cetusnya. Selain masalah anggaran, lanjutnya, saat ini merupakan masa transisi dimana pemerintah harus benar-benar menjadi regulator. Sementara, PT KAI harus menjadi operator.
Sebelumnya, PT KAI memegang dua kewenangan, yaitu sebagai regulator sekaligus operator perkeretaapian di Indonesia. “Ini memang masa transisi sehingga masih perlu waktu,” tandasnya. Ke depan, pemerintah tak akan lagi memberikan hak sepenuhnya kepada PT KAI untuk menyelenggarakan angkutan kereta kelas ekonomi.
Untuk itu, akan ada lelang atas rute tertentu bagi angkutan kereta ekonomi. Sebab, kereta ekonomi mendapatkan subsidi langsung dari pemerintah melalui pemberian dana PSO (public service obligation). “Siapa yang beri pelayanan terbaik dengan standar tertentu, itulah yang bisa menjadi operator,” jelasnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...