Balok Jembatan Marunda Ambruk

Dinas PU Minta Kontraktor Bertanggungjawab
PROYEK pembangunan jembatan Marunda yang menelan anggaran sekitar Rp 17,7 miliar di Jalan Arteri Marunda, Cilincing, Jakara Utara (Jakut), mendapat perhatian serius dari Dinas PU dan Gubernur DKI. Hal itu menyusul ambruknya lima balok beton sepanjang 30,8 meter dini hari, kemarin. Balok beton itu jatuh dari atas ketinggian sekitar 5,1 meter. Saat ini, balok beton itu masih teronggok di atas tanah kosong di bawah jembatan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun demikian, ambruknya balok-balok beton tersebut, sempat membuat arus lalulintas dari arah Marunda ke Jalan Cilincing dan sebaliknya, macet.
Pasalnya, sejumlah pengendara yang melintas di atas jembatan samping proyek, banyak yang menonton dan melihat peristiwa tersebut. ”Untung di bawah jembatan itu tanah kosong. Bukan jalan raya,” terang Iwan, salah satu pengendara, kemarin. Kepala Dinas PU DKI Jakarta Ery Basworo, yang mendapat informasi kejadian tersebut, kemarin langsung datang ke lokasi.
Menurut dia, ada 5 balok beton jembatan yang roboh dari enam balok yang seharusnya dipasang. Balok beton itu diangkat dari jembatan sebelah yang sudah beroperasi. Balok diangkat dengan krain pada malam hari. ”Balok itu diangkat terus didorong ke arah utara. Sampai enam buah, sebenarnya sudah berdiri tegak semua.
Yang paling akhir itu tiba-tiba oleng, mengenai balok yang berikutnya. Kena efek domino terus jatuh,” ujar Ery di lokasi kejadian, kemarin. Balok yang jatuh ada lima. Empat balok ada di tengah, dan satunya lagi di pinggir. Adapun satu balok beton, berhasil dipasang di jembatan tersebut. ”Kalau berdiri tegak itu tidak masalah. Cuma masalahnya ada sesuatu, balok yang paling selatan agak miring.
Hingga kemudian, roboh. Sebenarnya yang sudah naik sudah diperkuat,” beber Ery. Terkait peristiwa itu, pihaknya mengaku sudah meneken kontrak dengan kontraktor PT Bunga Tanjung. Bahwa pihaknya akan menerima barang yang yang bisa dipakai. ”Kami sudah instruksikan agar membeli balok yang baru untuk segera dipasang secepatnya.
April atau Mei 2012, harus selesai sesuai target. Kejadian ini sudah risiko pemborong,” tegas Ery. Pihaknya menegaskan, agar pemborong menyelesaikan pekerjaannya sesuai target. Serta dikerjakan sesuai spek. ”Proyek ini bersentuhan dengan layanan masyarakat, harus selesai tepat waktunya,” tegasnya. Dia mengingatkan, agar pemborong tidak memakai balok yang telah ambruk. Sebab telah patah. ”Balok beton ini tidak bisa dipakai, balok harus dibeli yang baru. Dia harus beli yang baru,” katanya. Adapun proyek jembatan itu, dimulai pada Agustus 2011, direncanakan kelar pada Mei 2012.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, kemarin ikut meninjau ambruknya balok beton Jembatan Marunda. Sementara itu, Manajer Lapangan PT Bunga Tanjung Onasis mengatakan, peristiwa itu terjadi dini hari kemarin. Saat kejadian, kru krain yang bekerja ada 12 orang. Kru yang mengangkat balok beton ada 14 orang. ”Kejadian ambruknya balok beton itu jam dua dini hari,” terangnya di lokasi kejadian kemarin.
”Kerugian sekitar Rp 750 juta. Kami akan pesan lagi ke pabrik,” imbuhnya. Adapun balok jembatan yang roboh itu, mempunyai panjang 30,8 m, lebar 75 cm. Berada di bentang kedua. Jembatan dengan panjang sekitar 120 meter itu pengerjaannya dibagi dalam beberapa bentang balok.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...