Bus Atlet Sea Games Dibom Teroris Simulasi BNPT

SIMULASI: Adegan korban luka akibat serangan teroris dalam simulasi antiteror di lapangan Pusdikzi Jalan Jenderal Sudirman, Kemarin.
BOGOR-Sesuai edaran Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, sistem pertahanan RI harus ditingkatkan dengan menggiatkan pelatihan penanggulangan terorisme. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI pun mulai gencar mengadakan simulasi penanggulangan krisis akibat serangan teroris. Kemarin, bertempat di Lapangan Utama Pusdikzi Bogor, BNPT melakukan simulasi penanggulangan terorisme dalam situasi krisis terhadap pembajakan bus atlet Sea Games.

Bus yang membawa rombongan atlet Sea Games tersebut disimulasikan dibajak teroris. Bus tersebut direkayasa menjemput rombongan atlet yang baru tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Belum lama beranjak dari bandara, bus tersebut dibajak teroris yang ternyata melengkapi dirinya dengan bom bunuh diri.

Di tengah perjalanan, tepatnya di depan Polres Jakarta Barat, Kantor Kejari dan Pengadilan Negeri (PN) setempat, bus tersebut meledak. Akibatnya, sebanyak 42 penumpang, yang terdiri dari 20 atlet tewas, dua orang diduga tersangka pelaku tewas dan sisanya atau 20 orang lainnya warga sipil dengan 15 di antaranya tewas.

Pantauan Radar Bogor di lokasi kejadian, kondisi bus hancur, karena seluruh bagian bus hangus terbakar. Puingpuing bekas ledakan pun berserakan. Beberapa orang terlempar keluar bus. Selain bus, ada satu unit motor yang diduga milik tersangka pelaku yang juga terbakar.

Tak lama kemudian, tampak sejumlah petugas berdatangan ke lokasi. Ada tim pemadam kebakaran yang dengan sigapnya memadamkan api di bus. Tim Gegana pun langsung melakukan penyisiran memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak lain. Sementara tim penyelamatan korban, termasuk dokter bergegas melakukan evakuasi.

Dr Lastri Rianti dari Pusdok Mabes Polri mengatakan, dari hasil identifikasi di TKP, total korban ada 42 jiwa, dengan dua di antaranya diduga pelaku bom bunuh diri. “Kondisi korban hampir seluruhnya hancur, hanya ada delapan korban yang masih utuh. Pada umumnya bagian tubuh satu dengan yang lainnya terpencar. Kepala sama badan terpisah. Termasuk dua pelaku.

Ini baru identifikasi awal pengolahan TKP. Identifikasi detail berikutnya akan dilakukan di Rumah Sakit Polri, kita serahkan ke sana,”katanya.

Demikian gambaran dari simulasi penanggulangan teroris yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), di Pusdikzi, Jalan Sudirman, Kota Bogor, Rabu (21/12) siang. Dalam simulasi tersebut, berbagai tim inti diturunkan seperti Puslabfor dan Disaster Victim Identification (DVI).

Deputi BNPT, Brigjen Pol Tito Karnavian, menjelaskan bahwa BNPT sebagai salah satu badan yang ditugaskan untuk menyusun sistem manajemen krisis sesuai standar operasional prosedur yang ada. ”Untuk menanggulangi para teroris perlu adanya sebuah manajemen krisis yang tentunya harus bersinergi dengan berbagai pihak seperti TNI, polisi, pemadam kebakaran dan sebagainya sehingga tidak terjadi salah koordinasi, ketika menghadapi aksi terorisme,” jelasnya.

Menurut dia, bentuk aplikasi manajeman krisis sendiri adalah dengan melakukan berbagai pelatihan pelatihan seperti simulasi seperti ini. “Simulasi seperti ini sangat penting. Kita akan sering melakukan seperti ini. Dan sebelumnya di beberapa tempat, termasuk di Jakarta kita pernah lakukan latihan seperti ini,”katanya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...