Desak Tunda Perubahan Rute KRL

JAKARTA-Kebijakan perubahan rute KRL Jabodetabek dinilai baik tapi kurang dipahami masyarakat. Kekacauan terjadi akibat minimnya sosialisasi. ’’Ini masalah perubahan pola di masyarakat yang sudah di jalani bertahun-tahun,’’ ujar pengamat transportasi Publik dari Universitas Trisakti Agus Pambagio kepada INDOPOS kemarin. Menurut dia, perlu ada intensitas ekstra dalam melak sanakan sosialisasi. Kenyataan masyarakat pengguna kereta masih kebingungan.

’’Perbanyak gambar atau poster soal rute di setiap stasiun dan siapkan meja penerangan dan petugas yang bisa berkomunikasi dengan baik dan jelas,’’ tandas Agus. Setiap perubahan pola memang berdampak. Tapi, bila ditangani dengan baik, akan memberikan hasil bagus. Antisipasi di masyarakat berbeda saat penerapan single operasi Sebab, perubahan pola rute ini sangat rumit dan perlu peng hitungan matang.

’’Saya sudah ingatkan, proses pergantian kereta ini harus sistematis,’’ tutur Agus. Sementara itu, Juru Bicara KRL Mania Agus Fatchurrahman mendesak kebijakan uji coba ditunda terlebih dahulu, sehingga bisa berjalan maksimal. Pasalnya, hingga hari kedua, masih terjadi kekacauan di lapangan. ’’Sudah ada perbaikan head way kereta di Tanah Abang, Sudirman, Manggarai,’’ ungkapnya.

Sedangkan di stasiun Duri, Kota, dan Jatinegara headway masih relatif lama. Penumpang di stasiun Duri penumpang berencana membuat spanduk untuk petisi tanda tangan. ’’PT KAI atau PT KCJ tetap perlu tambah KRL Ciliwung lingkar kota, tidak sekadar Tanah Abang-Manggarai,’’ pinta Agus.

Agam membeberkan, pada Kamis (1/12) malam di stasiun Jatinegara terdapat penumpang yang kesal hingga membajak KRL Bogor agar dialihkan ke Bekasi. Ini terjadi lantaran waktu tunggu terlalu lama. Para penumpang itu memaksa kepala stasiun mengalihkan kereta ke Bekasi. ’’Dengan kewenangannya, kepala stasiun mengabulkan permintaan tersebut,’’ tukasnya.