Dua JLNT Tahap Pengangkatan Balok

Dua JLNT Tahap Pengangkatan Balok
JAKARTA-Barangkali ini kabar gembira bagi warga ibu kota. Pengerjaan dua proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT), Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang, sudah mencapai 50 persen. Saat ini, proses pengerjaan memasuki tahap penyelesaian pengangkatan balok. Pembangunan kedua JLNT itu ditarget rampung tahun depan. Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Novizal mengatakan, pembangunan JLNT terdapat delapan paket. Masing-masing paket pencapaiannya bervariasi, 40–50 persen.
’’Kami perkirakan hingga akhir 2011, pengerjaannya sudah mencapai 50 persen secara keseluruhan. Karena semuanya sesuai yang direncanakan,’’ kata Novizal, kemarin (4/12). Novizal menjelaskan, setelah pengangkatan balok selesai, akan dilanjutkan dengan pembuatan pagar jalan. ’’Pagar jalan diperlukan, agar para pengendara yang melintas dapat merasakan keamanan dan kenyamanan,’’ ujarnya. Seperti diketahui, pembangunan dua JLNT oleh Pemprov DKI Jakarta dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di ibu kota, khususnya saat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT).
JLNT Antasari-Blok M dibangun sepanjang 5 kilometer yang membentang dari Pasar Cipete hingga Markas Besar Polri di Jl Trunojoyo. Jalan layang yang terdiri atas lima paket tersebut juga dilengkapi underpass sepanjang 600 meter, yang sudah dapat dilintasi pada akhir Desember mendatang. Sementara, untuk JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang memiliki panjang 3,44 kilometer dengan tiga paket. Pembangunan kedua jalan layang ini telah dimulai sejak November 2011. Pembangunan berlangsung selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. ’’Kami perkirakan pembangunannya bisa selesai tepat waktu. Sehingga segera dapat digunakan masyarakat.
Diharapkan dengan digunakannya jalan layang ini mampu mengurangi kemacetan di ibu kota,’’ tandasnya. Benarkah ini dapat mengurai kemacetan? Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, memprediksi, setelah pembangunan JLNT Antasari, kemacetan akan kembali terjadi enam bulan ke depan. ’’Saya melalui jalan itu tiap hari. Persoalannya memang tidak ada komunikasi sampai ke bawah. Tetapi dari segi amdal ini, pemerintah seharusnya mempertimbangkan bahwa kawasan itu adalah wilayah hunian yang bisa banyak mengubah pola hidup di sana,’’ ujar Agus saat dialog bersama warga dan DPU di Gedung DPRD DKI Jakarta, (6/4).
Agus sanksi pembangunan JLNT Antasari bisa mengurai kemacetan. Sebab, dua contoh sebelumnya, Jalan Iskandar Muda dan Kalibata di Jakarta Selatan, tak memberikan solusi signifikan. ’’Di jalan itu buktinya, sudah dibangun jalan layang setelah itu kembali macet. Hanya sebentar lancar. Saya perkirakan enam bulan lagi setelah jadi, Antasari akan macet lagi,’’ tuturnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...