Jembatan Terpanjang Mulai Dirumuskan
ewin
20.08
JAKARTA–Ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur yang menelan 22 korban jiwa, tak menyurutkarencana pemerintah membangun jembatan gantung lain. Selain merencanakan pembangunan Jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia, pemerintah juga memastikan segera membangun jembatan gantung Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.Jembatan itu akan menjadi jembatan dengan bentang tengah terpanjang di Indonesia dan ketiga di dunia. Saat ini, jembatan bentang tengah terpanjang berada di Italia, dan kedua di Jepang. Jika megaproyek ini terealisasi, jembatan sepanjang 29 kilometer tersebut akan menggusur Jepang di posisi kedua.
Jembatan yang akan menghabiskan anggaran sekitar Rp137,61 triliun itu akan dibangun dua buah jembatan suspensi sebagai jembatan utama dengan panjang bentang mencapai 2.500 meter. Di atas jembatan ini juga dapat dilewati kereta api. Jembatan tersebut akan dikerjakan selama sepuluh tahun.
Pakar Infrastruktur Jembatan, Prof Wiratman Wangsadinata mengatakan, megaproyek tersebut telah resmi dimulai seiring keluarnya Peraturan Presiden No 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. “Ini sudah resmi berjalan,” kata Wiratman di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, kemarin.
Wiratman merupakan orang yang ditunjuk sebagai konsultan pembangunan jembatan tersebut. Sebagai langkah awal, ujarnya, ia tengah memulai prastudi kelayakan dan menyelesaikan desain fisik jembatan. Wiratman mengaku diberi waktu dua tahun untuk menyelesaikan studi kelayakan dan desain basic jembatan. “Pembangunan fisik bisa dilaksanakan 2014 mendatang,” tambah Wiratman.
Pembangunan ini bisa dikejar sesuai target Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu pembangunan fisik dimulai pada 2014, sebelum dia lengser dari jabatannya. Wiratman menegaskan, studi kelayakan (feasibility study) Jembatan Selat Sunda dapat menghabiskan biaya Rp1 triliun, khususnya jika menggunakan teknologi mutakhir generasi III.
“Bisa saja dalam melakukan feasibility, menghasilkan biaya sebesar Rp1 triliun karena dalam feasibility study juga bicara lokasi. Lalu ada pengeboran di laut setelah feasibility study, baru dilangsungkan tender,” kata Wiratman.
Menurut dia, diperlukan teknologi mutakhir untuk memenuhi transportasi pelayaran internasional ini, baik secara tinggi maupun kelebarannya. “Jembatan gantung ini menggunakan teknologi mutakhir generasi III yang jauh lebih canggih, jauh lebih aman dalam pemakaiannya. Kalau jembatan Kukar (Kutai Kartanegara) itu teknologi generasi I,” kata dia.
Dia menambahkan, secara fisik dengan panjang 29 kilometer, pembangunan jembatan itu terdiri atas lima seksi. Dua seksi di antaranya, terdiri atas jembatan ultra gantung panjang karena bentang tengahnya lebih dari 2.200 meter. Sedangkan sisanya, jembatan beton.
Wiratman menuturkan, dipilihnya dua sistem itu karena struktur bahan-bahan dasar bisa diproduksi di dalam negeri. “Sedangkan teknologi yang terlibat, tidak terlalu tinggi sehingga akan menyerap tenaga kerja paling tinggi agar manfaatnya dirasakan secara regional,” lanjutnya.
Sedangkan jembatan baja, tambah Wiratman, dipilih karena ada dua palung yang sangat lebar. “Palung ini merupakan jalur internasional yang harus memenuhi persyaratan perkapalan internasional. Karena itu, bentang 2.200 meter pertama melangkahi untuk memenuhi pelayaran internasional,” imbuhnya.
Lebih jauh Wiratman mengatakan, untuk keperluan desain dasar pembangunan jembatan, pihaknya akan menggandeng perusahaan dari Italia, Stretto Di Messina. “Kami sudah bekerjasama dengan perusahaan Italia itu, karena mereka sudah membangun jembatan ultra sepanjang 3.300 meter, yang mampu menyeberangi Selat Messina di Italia ke Pulau Sisilia,” katanya.
Wiratman mengatakan, dalam pengerjaan Jembatan Selat Sunda, pihaknya akan mengutamakan pekerja dari dalam negeri. “Nah, dalam bayangan kami, banyak hal yang harus diselesaikan pekerja dari dalam negeri dulu, baru nanti luar negeri,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pembangunan Jembatan Selat Sunda harus memanfaatkan semua orang pintar di dunia. “Semua yang pintar di dunia kami ajak, tapi kami yang pimpin. Jangan karena ada orang asing, kami jadi memble,” tuturnya.
Terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, jembatan yang termasuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) itu menghabiskan biaya mencapai US$15 miliar atau sekitar Rp137,61 triliun. “Untuk itu, tidak boleh menggunakan uang negara,” kata Hatta belum lama ini.
Hatta menambahkan, proses studi pembangunan jembatan yang diperkirakan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia itu akan menghabiskan US$200 juta atau sekitar Rp1,83 triliun. Besarnya dana itu, menurut Hatta, menjadi alasan pemerintah tidak menginginkan biaya pembangunan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebab, dana APBN idealnya bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia dan bukan satu atau dua tempat saja. “Silakan pengusul mana yang mau buat studi. Nanti, kalau dia berani membuat studi, bahan studi itu kami tenderkan. Tapi, pemprakarsa studi itu mendapatkan preferensi sepuluh persen dan right to match,” tuturnya.
Sebelumnya, Ahli Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Iswandi Imran mengajukan konsep Jembatan Selat Sunda.
Iswandi menilai bentangan Selat Sunda yang memiliki panjang 29 kilometer memerlukan link yang direncanakan berupa rangkaian jembatan model suspensi, jembatan cable stayed dan jembatan kaki seribu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...