Ki Drajat sang Dalang Wayang Bambu Khas Cijahe (1) Lestarikan Warisan Leluhur, Buat Jalan Cerita Sendiri
ewin
18.10

BERAKSI: Ki Drajat menunjukkan kebolehannya dalam pentas wayang di salah satu acara beberapa waktu lalu.
Wayang golek sudah lama dikenal sebagai warisan budaya tradisional asal Jawa Barat. Tak heran jika di seantero Tanah Pasundan bermunculan dalang-dalang profesional. Kota Bogor pun tak mau kalah. Hanya dalang satu ini agak berbeda, karena wayang yang digunakan pun tidak sama seperti pada umumnya. Dia adalah Ki Drajat penemu sekaligus pelopor wayang bambu khas Cijahe.Laporan: MUHAMMAD RURI ARIATULLAH
KESENIAN wayang bambu sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu antara abad ke-17 atau 18. Tujuannya sama seperti penggunaan wayang pada masa itu, sebagai media dakwah dan penyebaran agama Islam. Seiring berjalannya waktu, kesenian tersebut sempat menghilang bahkan nyaris dikatakan punah.
Padahal, kesenian wayang bambu merupakan salah satu harta budaya bangsa yang berharga. Untunglah, pada 2004, Ki Drajat berhasil menghidupkan kembali kesenian tradisional tersebut dengan membuat wayang bambu.
Pria bernama asli Drajat Iskandar ini baru beberapa tahun menjalani profesi sebagai dalang. Meski pada awalnya masyarakat menganggap aneh pertunjukan wayang bambu, namun perlahan kini telah menjadi salah satu ikon khas Kota Bogor.
Pertunjukan wayang bambu hampir mirip wayang golek. Panggungnya menggunakan gedebok pisang dan diiringi musik karawitan Sunda. Namun uniknya, cerita wayang bambu tidak diambil dari kisah Mahabharata atau Ramayana. Drajat sendiri yang membuat jalan ceritanya sesuai dengan kisah kehidupan seharihari.
Saat pertunjukan wayang bambu, Drajat menggunakan bahasa Sunda Bogor dengan tujuan lebih dekat dengan masyarakat. Itulah salah satu cara pria ramah ini dalam melestarikan bahasa peninggalan Prabu Siliwangi.
Drajat mennjelaskan, secara umum, memainkan wayang bambu sama seperti wayang golek. Hanya media yang digunakannya berbeda. “Kalau wayang golek dari kayu yang dipahat. Sedangkan, wayang bambu lebih rumit karena harus menyambung bambu untuk membentuk karakter wayang tertentu,” ujarnya.
“Tokoh wayang bambu sama dengan tokoh wayang golek, termasuk tokoh si Cepot. Namun, cerita yang diangkat wayang bambu tidak sama dengan wayang golek karena saya ciptakan cerita sendiri, dan ingin membuat ikon wayang sendiri,” ungkapnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...