Mencari "Harta Karun" di Pulau Weh

Dan, salah satu cara untuk menikmati keindahan yang ada di dalam lautan tersebut di antaranya adalah dengan menyelam. Ya, menyelam dengan peralatan scuba atau popular dengan sebutan scuba diving adalah cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menikmati harta karun tersebut. Beruntung saya punya kesempatan menikmati berbagai atraksi dan keindahan laut itu secara langsung.

Banyak sekali destinasi penyelaman yang ditawarkan oleh negeri yang kaya ini, mulai ujung barat di Pulau Weh sampai ujung timur di Kepulauan Raja Ampat.

Dan tujuan saya kali ini adalah Pulau Weh, pulau terbarat yang dimiliki Indonesia, titik awal dimana kilometer 0 Indonesia dimulai dari sebuah tugu yang berdiri tegak dan sedikit tidak terurus, tepat di atas bukit yang berbatasan langsung dengan Laut Andaman.

Perjalanan menuju Pulau Weh yang berkota Sabang dimulai dengan penerbangan menuju Kota Banda Aceh, kemudian dari Pelabuhan Uleu-leu Banda Aceh perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal feri menuju Pelabuhan Balohan Sabang.

Ada dua alternatif yang ditawarkan, menggunakan feri cepat yang cukup 45 menit sampai, atau feri regular yang butuh waktu dua jam. Apa pun yang dipilih, perjalanan menyeberang ke Pulau Weh sangat menyenangkan.

Sepanjang mata memandang yang ada hanya hamparan air biru dengan lanskap pulau-pulau kecil. Sesekali terlihat beberapa ekor lumba-lumba yang meloncat-loncat di permukaan air, membangkitkan ekspektasi kami terhadap alam bawah lautnya.

Ada banyak pantai yang memben­tang di sepanjang Pulau Weh, dengan karakter yang hampir sama: berpasir putih lembut, air berwarna biru dengan gradasi kehijau-hijauan yang jernih. Terhampar terumbu karang menawan di dasarnya, seperti Pantai Gapang, Pantai Iboih, Pantai Sumur Tiga maupun Pantai Kasih di barat laut Kota Sabang.

Di sana, hampir setiap sore sebagian penduduk berjalan-jalan sekadar menikmati hembusan angin dan deburan ombak. Ada juga Pantai Anoi Itam yang justru terkenal karena pasirnya yang berwarna hitam.(*)