Peringatan tak Digubris

MELANGGAR: Kendaraan tambang bertonase lebih dari 8 ton masih melewati Jembatan Leuwiranji, kemarin.
RUMPIN-Mengantisipasi ambruknya Jembatan Cisadane yang menghubungkan Leuwiranji- Gunungsindur, Dinas Lalulintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor telah memasang rambu peringatan. Namun peringatan tersebut tak digubris para pengemudi angkutan tambang.

Kadis DLLAJ, Soebiantoro mengatakan, pemasangan rambu batasan tonase dengan berat maksimal 8 ton dilakukan setelah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) tentang bobot kekuatan jembatan.

”Batasan kekuatan jembatan hanya 8 ton. Kami juga sudah memberi peringatan agar kendaraan melintas satu per satu, mengingat kondisi jembatan sangat kritis,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, tak adanya petugas pengawasan di lapangan membuat rambu yang terpasang tak berpengaruh, karena masih banyak armada tambang jenis fuso dan tronton dengan bobot 18-40 ton melintasi jembatan.

Ia berjanji, akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan penertiban. ”Kami segera mengomunikasikannya dengan polisi setempat untuk langkah penertiban,” imbuhnya.

Belum jelas pilihan apa yang akan diambil dalam penertiban tersebut, namun sejumlah warga mengusulkan agar portal kembali dipasang untuk menutup jalur armada tambang.

”Syaratnya setelah dipasang jangan ditinggalkan, minimal satu bulan harus ada penjagaan dari aparat, agar portal tak kembali dirusak,” kata Baejuri (58), tokoh masyarakat Leuwiranji.

Sementara sebagian warga lainnya, mengusulkan ada pengalihan rute armada tambang hingga jembatan selesai diperbaiki. Mengingat, status Jembatan Leuwiranji berada pada stadium 3 atau sangat kritis, sesuai kajian Puslitbang PU.

Jembatan yang mulai dioperasikan Desember 2000, atau genap berumur sebelas tahun saat ini mengalami kerusakan pada tiga elemen struktur di bagian atas, tengah dan bawah. Antara lain, bantalan jembatan (elastomering bearing pad), pasangan batu fondasi dan rangka baja.

Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah Leuwiliang, Asman Dilla mengatakan, jembatan sepanjang 150 meter dan lebar 8 meter itu terbagi menjadi dua bentang, terdiri dari 20 bantalan jembatan. ”Elatisitas jembatan kurang berfungsi dengan baik, karena ada kerusakan pada elemen elastomering,” katanya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...