Rampok Sekap 12 Karyawan
ewin
22.36
BOGOR –Menjelang tahun baru, keamanan di Kota dan Kabupaten Bogor terganggu dengan kawanan perampok nekat. Baru dua hari aksi perampokan minimarket di Kecamatan Gunungputri, Selasa (20/12), dini hari kemarin gudang makanan di Jalan Raya Pemda No 42-46, RT 02/13, Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, disatroni kawanan rampok bersenjata api dan tajam Tak ada korban jiwa dalam aksi tersebut.Namun, uang tunai Rp40 juta milik PT Jessindo Prakarsa dan puluhan handphone milik karyawan digondol kawanan rampok berjumlah tujuh orang tersebut. Peristiwa terjadi sekitar pukul 03:39. Saat itu gudang penyimpanan makanan ringan jenis snack dijaga 12 karyawan. Dua satpam yakni Remin (37) dan Untung (45) berjaga di pos jaga. Sedangkan, sepuluh karyawan gudang yakni Hadi Saputra (22), Urip Saefudin (38), Nandar (30), Maman (40), Usup (35), Atin Alkisan (30), Wawan (31), Edi Nurjaman (22), Iing (34) dan Supendi (30), tidur di dalam mes perusahaan.Saat itu, Remin dan Untung asyik mendengarkan musik dan memainkan ponsel di pos jaga di belakang pintu masuk gudang.
Tiba-tiba dari belakang pos jaga, muncul sesosok pria bertubuh gempal memakai cadar yang langsung menodongkan pistol jenis FN ke wajah dua satpam tersebut. Panik dan takut, kedua petugas keamanan itu pun hanya bisa pasrah.
Setelah pos jaga dikuasai, beberapa menit kemudian bermunculan anggota kawanan rampok lainnya. Terhitung, ada tujuh rampok yang menyatroni pos jaga. Untuk melancarkan aksinya, kedua satpam yang sudah tak berdaya tersebut disuruh tengkurap di lantai. Mulut keduanya dibekap dengan lakban, kaki serta tangan juga diikat dengan tali rafia. “Saya dan Pak Untung masih terjaga.
Saya lagi asyik mendengarkan MP3, tiba-tiba datang seseorang menodongkan kapak dan meminta saya jangan bergerak. Kemudian mereka mengikat kaki dan tangan saya, juga Pak Untung. Mulut dan mata kami juga ditutup lakban. Mereka pakai penutup muka,” papar Remin.
Remin ditinggalkan di teras pos satpam dengan posisi ditelungkupkan, sedangkan Untung ditinggalkan di dalam pos satpam dalam posisi yang sama. Setelah menundukkan kedua petugas, tujuh perampok tersebut kemudian merangsek masuk ke kantor operasional gudang. Diduga sudah mengetahui medan, tiga dari tujuh anggota rampok kemudian mengondisikan mes gudang yang dihuni sepuluh karyawan.
Serupa dengan kedua satpam, sepuluh karyawan yang sedang tidur, dibekap dan diikat satu per satu hingga tak berdaya. Sedangkan empat perampok lainnya ditugaskan untuk menggasak seluruh isi kantor gudang. Sebuah brankas uang di ruang operasional manajemen dikeruk, tidak kurang dari Rp35 juta raib. Tidak puas, ke-12 karyawan yang sudah tak berdaya pun dilucuti satu demi satu. Ponsel, barang-barang berharga dan uang yang disimpan dalam saku celana mereka juga dikuras habis.
Aparat kepolisian dari Polsek Bogor Utara dan Polres Bogor Kota yang mendapat laporan sekitar pukul 05:30 dari salah seorang satpam gudang, langsung datang ke lokasi. Berdasarkan olah TKP, diketahui ketujuh kawanan perampok tersebut masuk ke kawasan gudang dengan memanjat tembok dan memotong kawat pagar gudang. “Kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman.
Kerugian yang dikalkulasi sementara mencapai sekitar Rp40 jutaan, jumlah ini sudah terhitung uang tunai milik perusahaan dan barang-barang milik karyawan,” ungkap Kapolsek Bogor Utara, AKP Yos Taujiri kepada Radar Bogor, kemarin. Taujiri mengatakan, dari olah TKP dan keterangan para saksi korban, aksi perampok tidak berlangsung lama atau tak lebih dari satu jam. “Hasil olah TKP, setelah mengikat dan menutup mata juga mulut karyawan yang di dalam, beberapa orang membawa dua satpam dan disatukan bersama karyawan,” katanya.
Pihaknya menduga, para pelaku sudah mengenal seluk-beluk tempat yang disasarnya. “Berlangsung cepat. Setelah mengikat semua yang ada, mereka langsung mengobrak-abrik empat titik di ruang administrasi, yang di dalamnya ada uang. Sepertinya mereka sudah mengenal lokasi atau mempelajari seluk-beluk di sini. Para pelaku juga sudah mempersiapkan segalanya, ada tali, lakban, linggis dan kapak,” ulasnya.
Taujiri mengaku, hingga kini belum mengetahui atau mengantongi ciri-ciri pelaku. Hal itu karena para pelaku menggunakan penutup wajah. Berdasarkan keterangan para karyawan, ciri-ciri pelaku sebagian sudah ada yang dikantongi. Terutama pelaku yang menggunakan senjata api. “Ciri-ciri pelaku yang membawa senpi di antaranya tinggi badan sekitar 165 cm, badan kekar, pakai sweater panjang warna hitam, celana tutup kepala dan logat bahasanya Madura,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang korban, Supendi mengaku, sempat mendengar suara dari salah satu perampok. “Sambil nendang saya dia berteriak jangan bergerak. Logatnya Madura,” ujarnya. Supendi juga mengatakan, salah seorang di antaranya menodongkan pistol berjenis FN ke jidat Adi. “Saya ditendang, terus saya ditodong senjata. Mereka mengikat tangan dan kaki dengan tali, juga menutup mulut kami dengan lakban hitam.
Setelah itu kami dijajarkan dengan posisi tengkurap,” ungkapnya. Sebelumnya atau tepatnya Selasa (20/12), sebuah toko Alfamart di Simpang Cagak, Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, juga disatroni kawanan rampok. Dalam peristiwa itu, salah seorang pelaku juga membawa senjata api jenis revelover. Modusnya pun sama yakni menutup mulut dan muka korbannya dengan lakban. Akibat peristiwa itu, uang sebanyak Rp30 juta dan beberapa barang berharga milik korban seperti HP ikut raib. Bahkan dua korban mengalami luka bacok dan harus dirawat intensif di rumah sakit.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...