Spirit Baharuddin Lopa Menjadi Filosofi Saya

Ketua Baru KPK Abraham Samad tentang Program Prioritas

BANYAK harapan baru di pundak pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diketuai Abraham Samad. Terutama penuntasan kasus besar yang terbengkalai. Meski secara resmi belum dilantik sebagai ketua KPK, Abraham menyatakan sudah menyiapkan beberapa program. Berikut petikan wawancara wartawan harian Fajar (Jawa Pos Group) dengan Abraham di kediamannya, Jl Mapala, Makassar, Sabtu (3/12).

Selamat Pak atas terpilihnya Anda menjadi ketua KPK. Bagaimana perasaan Anda setelah terpilih?

Terima kasih atas ucapannya. Soal jabatan ini, tentu saya berterima kasih kepada DPR dan pemerintah yang memberikan amanah untuk memimpin lembaga pemberantasan korupsi ini. Bagi saya, memberantas praktik korupsi tidak mesti di KPK. Di luar lembaga itu, kita juga bisa memberantas korupsi.

Sebagai ketua KPK, apa program prioritas?

Iya, memang ada program prioritas. Yaitu, kasus-kasus megakorupsi. Megakorupsi itu adalah kasus yang kerugiannya mencapai Rp 50 miliar ke atas. Saya kira banyak kasus besar yang belum ditangani. Itu semua akan menjadi program prioritas KPK jilid III ini.

Berarti, kasus kecil tidak menjadi perhatian KPK?

Tidak begitu. Meski kasus Rp 50 miliar ke atas menjadi skala prioritas, kasus-kasus di bawahnya tetap mendapat perhatian KPK. Skalanya, kalau yang megakorup si itu sudah tuntas, turun ke kelas di bawahnya sampai semua tuntas. Kami ingin membuktikan bahwa korupsi itu sebetulnya bisa diberantas.

Bagaimana dengan dugaan kasus-kasus korupsi di Sulsel yang belum ditangani dengan baik?

Adakah kemungkinan KPK mengambil alih? Pokoknya tidak pandang bulu. Kasus apa pun yang siapa pun terlibat harus dituntaskan, termasuk kasus korupsi di Sulsel. Mau itu bansos, kasus Celebes Convention Centre, atau lainnya, semua harus diusut. KPK tentu akan memberikan perhatian dalam memonitor penanganan kasus tersebut.

Anda berasal dari Sulsel. Selama ini, Sulsel dikenal sebagai surga koruptor. Sebab, banyak kasus korupsi di Sulsel yang berakhir dengan vonis bebas di pengadilan. Tanggapan Anda?

Itu memang menjadi perhatian serius juga. Banyaknya vonis bebas dalam kasus korupsi di Sulsel terjadi karena hakimnya tidak becus. Andai hakim nya bekerja dengan baik, pastilah pelaku korupsi akan mendapat ganjaran setimpal.

Apakah Anda yakin bisa menangani perkara-perkara megakorupsi itu?

Memang, tugas dan beban pimpinan KPK jilid III ini lebih berat dibanding tugas dan beban pimpinan KPK periode sebelumnya. Ada banyak tantangan yang harus dijalani. Tapi, dengan komposisi yang ada ini, saya yakin KPK bisa memenuhi harapan masyarakat dalam hal penanganan dan pemberantasan korupsi. Sebagai putra Sulsel, saya tidak akan mempermalukan masyarakat Sulsel. Jika sampai setahun memimpin KPK dan tidak melakukan apa-apa, saya siap pulang kampung. Spirit Baharuddin Lopa (mantan jaksa agung yang dikenal tegas, red.) akan menjadi fi losofi perjuangan saya dalam memimpin KPK untuk memberantas korupsi.

Ada kalangan tertentu yang meragukan kompetensi Anda memimpin KPK. Mereka menganggap Pak Abraham masih terlalu muda dan gampang dikendalikan. Tanggapan Anda?

Kematangan seseorang itu tidak ditentukan usia. Mungkin ada orang yang sudah tua dan beruban tapi pribadinya belum matang. Sebaliknya, banyak anak muda yang dengan semangat besar bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Soekarno juga menjadi presiden pertama RI saat usianya masih muda. Bahkan, Soekarno bisa membuat sesuatu yang luar biasa untuk kebangkitan Indonesia. (*)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...