Tempuh Ribuan Meter, Bawa Pulang Rp10 Ribu per Hari

SABAR: Kendati mengalami keterbatasan, Kundiarto tetap berjualan dengan menggunakan kursi roda.
Pertengahan 2000 merupakan masa terberat yang harus dihadapi Kundiarto (36). Segala cita-citanya musnah karena virus meningitis menyerang saraf dan mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.
SIAPA pun yang melihat sosok Kundiarto pasti tertegun. Dengan kondisi fisiknya yang tak sempurna, dia tetap tak mau berserah pada nasib.

Menggunakan kursi roda, Kundiarto menjajakan dagangannya, seperti makanan dan minuman ringan serta jajanan anak-anak. Kursi tersebut telah bertahun-tahun menemaninya mencari nafkah.

Kursi rodanya ditata sedemikian rupa. Di atas pegangan kursinya diletakkan papan dan keranjang untuk memajang barang dagangannya. Sedangkan di bagian bawah, ia tutupi dengan sehelai sajadah guna menutupi bagian kakinya yang tanpa sandal. Sementara di besi bagian belakangnya, ia melekatkan payung hitam berukuran besar untuk melindungi dirinya dari hujan dan terik matahari.

“Bendera merah putih sengaja saya kaitkan dengan bunga-bunga yang terbuat dari kain, untuk penanda agar tidak tertabrak kendaraan,” katanya sambil tersenyum.

Saat Radar Bogor menemuinya, Jumat (9/12) lalu di Jalan Karadenan, ia tengah melakukan perjalanan dari rumahnya ke sebuah pondok pesantren di daerah Kaumpandak, Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong.

Jarak puluhan kilometer ia tempuh seorang diri dengan cara itu. Dalam satu minggu, Kundiarto terbiasa melakukan perjalanan panjang satu atau dua hari untuk mencari penghasilan lebih serta menunaikan hobinya bertualang.

Kundiarto tak melewatkan pesantren atau sekolah yang kebetulan menggelar acara. Di tempat seperti itu, dagangannya akan laku banyak sehingga ia mendapatkan keuntungan yang berlipat. Pria paruh baya ini mendapat informasi mengenai acaraacara tersebut dari radio.

Lantas apa yang memotivasi pria yang sebelumnya berprofesi sebagai office boy (OB) di sebuah perusahaan Korea di Jakarta itu? Padahal, dengan kondisinya sekarang ini, ia bisa saja berdiam diri di rumah.

“Saya ingin membahagiakan keluarga saya. Insya Allah ke depan akan lebih baik. Saya ingin kuliah dan mengajar,” tuturnya lirih. (*)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...