Tiga Setu Hilang, Enam Menyusut

Kondisi Setu di Kota Tangerang Kritis
TANGERANG-Kondisi sejumlah setu di Kota Tangerang memprihatinkan. Selain tidak terawat seperti yang terjadi di Setu Cipondoh yang kini nyaris seluruh permukaan air dipenuhi eceng gondok, beberapa setu lain luasnya juga menyusut. Menghadapi kondisi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengaku tidak berdaya menjaga kelestarian setu tersebut. Mereka berkilah tidak bisa menganggarkan dana perawatan setu lantaran terbentur aturan. ”Pemerintah daerah (pemda, Red) tidak bisa mengalokasikan dana APBD untuk membiayai pemeliharan dan perawatan setu.
Karena terbentur Keputusan Presiden (Kepres) No 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Harry Mulya Zein kepada INDOPOS. Dia juga mengatakan bisa menganggarkan dana asalkan Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum menyerahkan aset setu tersebut kepada daerah. ”Bukan kami tidak bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perawatan setu. Tetapi memang terbentur kepres tadi,” ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan itu juga.
Apalagi, kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti tragedi jebolnya Setu Gintung di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang menelan 99 korban jiwa beberapa tahun lalu, pemda yang pertama disalahkan. ”Kami sudah berupaya mencegah berdirinya bangunan liar. Mengembalikan setu seperti fungsinya jadi resapan air, jadi ruang terbuka hijau dan tempat wisata,” ucapnya juga.
Untuk diketahui, tiga setu di Kota Tangerang sudah beralih fungsi. Awalnya, di daerah yang dipimpin Wali Kota Wahidin Halim itu terdapat 9 setu tapi kini tinggal 6 setu yang masih tersisa. Enam setu yang ada banyak yang menyusut, misalnya Setu Cipondoh yang luasnya 142 hektare kini tinggal 126, 7 hektare. Demikian pula dengan Setu Bulakan yang dulunya 30 hektare kini tinggal 21,90 hektare. Setu Cangkring yang semula luas 6 hektare kini menyusut jadi 5,17 hektare dan Setu Gede/ Setu Besar semula 6,8 hektare luasnya kini tinggal 5,06 hektare.
Setu Bojong yang semula 6 hektare kini tinggal 0,6 hektare serta Setu Kunciran dari 3 hektare hanya tersisa 0,3 hektare. Tiga setu lainnya, yakni Setu Plawad, Setu Kompeni dan Setu Kambing berubah fungsi menjadi pemukiman dan area komersial. ”Sebaiknya pemerintah pusat memang menganggarkan dana khusus perawatan agar setu-setu itu bisa terpelihara dan tidak hilang atau beralih fungsi,” cetusnya juga. Padahal, fungsi setu sangat penting guna menjadi daerah resapan air. Pantauan INDOPOS, Setu Cipondoh di Jalan Raya Hasyim Ashari seluruh permukaan airnya berubah hijau.
Nyaris seluruh air setu yang ada di akses jalan Kota Tangerang-Jakarta Selatan itu tertutup eceng gondok tanaman air lainnya. Sejumlah pekerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang dan warga sekitar mencoba mengangkat eceng gondok dari dalam setu terbesar di Kota Tangerang itu. Namun, upaya itu tidak sebanding dengan pertumbuhan eceng gondok yang terus meluas.
”Setiap hari eceng gondok diangkut dari setu. Tetapi enggak habis-habisnya,” terang Mualim, salah satu petugas yang berusaha membersihkan eceng gondok tersebut. Banyaknya eceng gondok juga mengakibatkan mainan bebek air tak bisa beroperasi. ”Nyaris sebulan permainan bebek air tidak beroperasi karena banyaknya eceng gondok,” terang Abidin, pekerja permainan bebek air di sana.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...