Tradisi Jepang di BHI Festival Bonenkai
ewin
20.09

TRADISI JEPANG: Mahasiswa BHI memperagakan budaya Jepang dalam Festival Bonenkai pada Sabtu-Minggu (17-18/12).
BOGOR-Aksi tokoh kartun dan manga Negeri Sakura yang biasa disaksikan di televisi, hadir menyapa pecintanya di Hotel Salak sejak Sabtu dan Minggu (17-18/12),kemarin. Mereka ternyata adalah pecinta tokoh kartun Jepang yang mendadani dirinya mirip tokoh idolanya atau biasa disebut dengan istilah cosplay. Acara ini diadakan Bogor Hotel Institute (BHI) dalam pameran kebudayaan Jepang “Festival Bonenkai”.Dengan merogoh kocek sebesar Rp15 ribu, penonton dapat leluasa menelusuri aneka macam budaya dan permainan Jepang. Festival sendiri dibuka mula hingga 18:00. Selain itu, terdapat pula beberapa makanan khas Jepang yang bisa dicicipi oleh pengunjung dengan cukup menukarkan kupon di stan-stan yang telah disediakan panitia.
Panitia pelaksana kegiatan, Cindy Posuma mengatakan, festival ini rutin digelar sejak enam tahun lalu dengan animo pengunjung yang t erus meningkat setiap tahun. “Target kita selama dua hari penyelenggaraan, pengunjung dapat mencapai 10 ribu orang. Dan itu tercapai,” ujarnya, kemarin.
Ia menerangkan, untuk tahun keenam Festival Bonenkai ini sedikit lebih istimewa dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, ada tradisi Jepang yang cukup terkenal ratusan tahun yakni omikoshi. Upacara ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta atas rezeki yang diberikan kepada masyarakat Jepang.
“Unsur filosofisnya sangat tinggi. Apalagi, Bogor merupakan kota ketiga setelah Jakarta dan Surabaya yang mendapat kesempatan seperti ini. Yang lebih istimewa, seluruh pemainnya sendiri didatangkan dari Jepang,” jelas Cindy.
Lebih jauh ia menjelaskan, alasan pihaknya menggelar festival Jepang dibandingkan negeri sendiri karena belajar dari pengalaman. Dimana beberapa tahun lalu sempat menggelar festival kesenian Indonesia, namun respons dari masyarakat sangat kurang.
“Untuk mengakalinya, kita tetap menyisipkan beberapa kebudayaan nasional dalam Festival Bonenkai ini. Meski budaya asing cukup bagus, namun kita harus membuktikan jika budaya bangsa sendiri tidak kalah bagus bahkan bisa lebih baik lagi jika dikemas secara apik,” paparnya.
Ditambahkan Cindy, susunan kepanitaan berasal dari mahasiswa BHI bertujuan memberikan pengalaman kepada mereka dalam mengorganisir suatu acara. “Apalagi mereka kan akan menjadi duta bangsa jika bekerja di luar negeri. Tentunya, harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bekerja di negara asing,” tandasnya.
Festival Bonenkai menarik perhatian beberapa pengunjung yang mengaku menyukai kartun Jepang. Seperti Rini misalnya yang sangat menggemar karakter tokoh Hamtaro. Menurut gadis 19 tahun ini, yang menarik dari Jepang selain teknologi ada pada keunggulannya dalam mengemas gambar mati menjadi hidup. “Saya sendiri sih inginnya ada film kartun asli buatan negeri sendiri yang menarik minat anak muda,” pungkasnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...